Malu,terenyuh dan prihatin.Itu yang saya rasakan ketika sedang menjalankan pekerjaan saya di gedung legislator di Wonogiri beberapa hari lalu.Betapa tidak,mereka yang katanya wakil rakyat terkesan tak peduli dengan rakyatnya.
Terlalu kejamkah vonis saya ?, saya rasa tidak.Coba saja,di Wonogiri ada 45 anggota DPRD yang mewakili hampir satu juta penduduk Wonogiri.Tapi,hari itu,dari 45 anggota itu,hanya ada 16 orang saja yang hadir dalam rapat paripura.Padahal,rapat itu adalah rapat yang berisi pembahasan RAPBD untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Saya hanya mengelus dada.yang lebih ironis lagi,meski fakta yang terlihat hanya ada 16 anggota dewan di papan pengumuman tertulis anggota yang hadir 26 orang.pembohongan publik,. jelas ia.Tapi siap yang mau protes. Yang saat itu hadir adalah eksekutif.Mana mungkin mereka punya nyali untuk bertanya. bahkan, Begug Purnomosidi , Bupati Wonogiri yang saat itu hadir pun tak bertanya.
Andainya wartawan seperti saya diberi hak bertanya dalam rapat itu,pasti akan saya tanyakan.Karena tidak punya, maka saya pun memendam pertanyaan itu sampai sidang uasi.Dan jawaban yang saya dapat dario sekretariat dewan pun tidak memuaskan. Jawaban itu malah terdengar lucu." Tadi mereka datang mas.Absen dan kemudian pergi,"katanya .
Profesor Adi Sulistiyono,pakar hukum UNS, yang saat itu saya kirimi SMS mengenai hal itu menyatakan rapat tidak sah.rapat tidak memenuhi kourum yang menjasdi sarat syahnya rapat dibuka. Tapi, aturan tetap tingal aturan. Toh rapat tetap berlalu.
Selentingan kabar yang saat itu saya dengar, mereka (para anggota dewan) yang digaji dari uang negara itu saat inis edang sibuk sibuknya kampanye.Mereka sibuk berburu kursi untuk masa jabatan lima tahun mendatang.Itulah yang semakin membaut saya terenyuh dan menanyakan kebobrokan mental mereka."Walah pak.Untuk apak ngejar kursi lagi kalau yang sudah seharusnya anda duduki malah anda tinggalkan...
Wednesday, February 25, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)